no klik kanan

Senin, 25 Februari 2013

Peristiwa Merah Putih Tidak Boleh Dilupakan

Temu Pejuang dan Generasi Penerus Kejuangan-45 
Manado,KM
DISKUSI tentang peristiwa Merah Putih 14 Februari yang dilaksanakan
di ruang Toar Lumimuut kantor Walikota Manado, kemarin.(Foto: ist)

Peristiwa heroik 14 Februari 1946 atau yang dikenal dengan peristiwa Merah Putih di Sulawesi Utara (Sulut), hendaknya menjadi bagian dari sejarah daerah ini. Pasalnya, selama ini peristiwa kepahlawanan merebut Tangsi Teling yang dilakukan para pejuang di Manado itu, seakan terlupakan.
Untuk membangkitkan semangat juang serta kecintaan generasi muda kepada sejarah peristiwa Merah Putih tersebut, Dewan Harian Cabang-45 (DHD-45) Kota Manado melaksanakan panel diskusi dengan menghadirkan Ben Wowor salah seorang pelaku sejarah 14 Februari, di ruang Toar Lumimuut kantor Walikota, Senin (25/2).
Wakil Walikota Manado Harley AB Mangindaan, selaku Ketua DHC-45 Kota Manado mengatakan, peristiwa Merah Putih 14 Februari tidak boleh dilupakan oleh generasi muda sekarang. Karena, didalamnya mengandung nilai-nilai patriotik masyarakat Sulut khususnya masyarakat Manado.
"Peristiwa merah putih 14 Februari 1946 merupakan suatu peristiwa heroik yang tercatat dalam lembaran sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, yang terjadi di Sulawesi Utara dan sekitarnya. Jiwa, semangat dan nilai-nilai perjuangan yang terkandung didalamnya merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari jiwa, semangat dan nilai-nilai proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,"ujar Ai, sapaan akrab Wawali, seraya berharap para peserta memberikan masukan serta usulan untuk memperkuat nilai sejarah peristiwa Merah Putih di Sulut.
Usai pemaparan sejarah dari para nara sumber yang terdiri dari Ben Wowor, tokoh pelaku sejarah, Letkol (L) Purn Cornelius Kowaas mewakili Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Sulut, dan sejarawan Dr Ivan RB Kaunang, dilanjutkan dengan diskusi yang dipandu Drs Masri Paturusi.
Peserta yang hadir terdiri dari unsur birokrat seperti Asisten bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Franky O Mewengkang SIP, Asisten bidang Perekonomian dan Pembangunan Drs Helmy Bachdar, Asisten bidang Administrasi Umum Dra Henny Giroth, Kepala Inspektorat Drs Arnold Kewas, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Drs JT Tampi, serta Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Ventje Pontoh SH.
Juga dari LVRI, pengurus DHC-45, organisasi kemasyarakatan, tokoh masyarakat, guru sejarah, siswa dan mahasiswa, serta TNI/Polri.(jan torindatu)

Lumentut Perjuangkan Bantuan Pasca Bencana


Ajukan Proposal ke BNPB, Kemenpera dan PU
Manado, KM
GS Vicky Lumentut
Kepedulian Pemerintah Kota (Pemkot) Manado terhadap nasib warga kota yang menjadi korban bencana baik banjir maupun tanah longsor, sangat tinggi. Buktinya, Walikota Manado GS Vicky Lumentut, Senin (25/2) kemarin, mengajukan proposal bantuan pasca bencana kepada Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) di Jakarta. 
“Bantuan pasca bencana telah saya ajukan proposalnya ke BNPB. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat,”ujar Walikota.
Menurutnya, setelah berdiskusi dengan deputi dan para direktur yang menangani kedaruratan, pihak BNPB dalam waktu dekat akan ke Manado untuk melakukan verifikasi data yang diajukan Pemkot Manado, khususnya rumah-rumah yang rusak berat.
“Petugas BNPB akan datang di Manado untuk melakukan verifikasi terhadap rumah-rumah yang rusak berat,”tandas Lumentut.
Dalam pertemuan itu, BNPB menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Manado yang telah melakukan penanganan bencana dengan cepat.
"Kami sampaikan terima kasih karena Pemerintah Kota Manado bersama masyarakat dan TNI, yang cepat membantu warga dan membersihkan lingkungan setelah banjir surut,"kata Dody Ruswandy, Deputi bidang Kedaruratan BNPB.
Selanjutnya, tambah Walikota pilihan rakyat Manado itu, Selasa (26/2) hari ini, pihaknya akan mendatangi Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk memperjuangkan bantuan bagi perbaikan infrastruktur dan fasilitas publik yang rusak akibat bencana yang terjadi Minggu 17 Februari lalu.(jan torindatu)