Christiany Eugenia Paruntu |
Tetty Duga Ada Oknum Pejabat Pemprov Dibelakang Demo
Amurang, KM –
Aksi masyarakat Kabupaten Minahasa Selatan yang tergabung dalam Aliansi Reformasi Pembela Masyarakat Minsel (ARPMM, red) kembali menggoyang kepemimpinan Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu (CEP) di Depan Kantor Bupati Minsel Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur Senin (29/10) kemarin.
Dalam aksi demo tersebut, mereka meminta Bupati beserta Sekda Minsel Drs MC Kairupan dan tiga Assisten di Setdakab untuk mundur dari jabatannya. Pantauan wartawan, sedikitnya 200 personel Satuan Polisi Pamong Praja bersama ratusan personel Polisi di Polres Minsel melakukan penjagaan dan penertiban terhadap aksi demo tersebut.
Menurut, Treny Rungkat dan Niko Lonteng koordinator aksi Demo tersebut, bupati harus segera turun dari jabatannya dalam tempo 3x24 jam dan peran wakil bupati difungsikan tugasnya.
“Kami meminta Sekda Minsel Drs MC Kairupan dan para asisten untuk turun dari jabatannya,” ujar keduanya.
Menurut dia, pihaknya berencana menduduki kembali Kantor Bupati sampai ketemu dengan Paruntu. Sebenarnya, pendemo akan menginap di Kantor Bupati, namun tak diizinkan kepolisian.
“Kami tetap menduduki pemkab sampai bertemu dengan bupati. Esok, kami kembali dengan jumlah yang lebih banyak,” ujar Rungkat.
Ditekankan, Gubernur Sulawesi Utara, Dr SH Sarundajang segera mengambilalih pemerintah di Kabupaten Minsel. Karena Paruntu ditengarai tak mampu lagi menjalankan pemerintahan yang baru dijalani sekitar dua tahun.
Pada kesempatan terpisah, salah seorang Korlap lainnya, Jackson Roringpandey menyatakan, pihaknya akan mendesak agar bisa ketemu Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. Jika tidak pendemo akan menduduki Kantor Bupati.
Terpisah, Bupati Christiany Eugenia Paruntu, SE dalam BBM-nya, Senin (29/10) sekitar pukul 17.35 Wita mengatakan, semua tuntutan pendemo seperti Aliansi Reformasi Peduli Masyarakat Minsel (ARPMM) tidak benar.
‘’Selain itu, ini fitnah. Dan semua yang disampaikan adalah tidak benar. Justru ini ditunggangi oleh lawan politik dan elit pejabat. Dan tidak menutup kemungkinan juga ada pejabat di Provinsi Sulawesi Utara,’’ ujar bupati Tetty.
Lanjut Tetty, selain itu semua yang disampaikan ARPMM melalui korlap Trenny Rungkat dan lainnya adalah rekayasa publik. Serta pembunuhan karakter untuk pemerintahan Minsel.
‘’Karena aktor dibalik intelektualnya sudah ketahuan. Namun, kami menyikapi semuanya dengan bijak. Bahkan, biarlah nanti Tuhan yang beracara. Karena, hak Tuhan yang akan menghukum mereka. Karena telah mengusik hamba Tuhan yang sudah diurapi,’’ ungkap istri tercinta Decky Palinggi, SE ini.
Ditambahkannya, selain ada oknum di Provinsi Sulut. Dimana, Sabtu (27/10) dilaksanakan rapat tertutup di Kecamatan Tareran.
“Nah, oknum-oknum intelektual tersebut sudah terekam siapa dalangnya. Oleh sebab itu, unjuk rasa ini dipastikan ikut terlibat wakil bupati Minsel dan oknum pejabat Provinsi Sulut. Selain itu, bisa saya duga kalau ternyata banyak pejabat Provinsi Sulut. Termasuk ada anggota DPRD Provinsi Sulut kenapa hal ini bisa terjadi? Ingat, demo ini adalah untuk ketiga kalinya. Dan semua tuntutan, seperti saya katakan adalah rekayasa. Serta ingin membunuh karakter saya sebagai bupati. Ingat, saya dipilih rakyat Minsel,’’ tutup Paruntu.(dolvie mangindaan/bm)
Amurang, KM –
Aksi masyarakat Kabupaten Minahasa Selatan yang tergabung dalam Aliansi Reformasi Pembela Masyarakat Minsel (ARPMM, red) kembali menggoyang kepemimpinan Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu (CEP) di Depan Kantor Bupati Minsel Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur Senin (29/10) kemarin.
Dalam aksi demo tersebut, mereka meminta Bupati beserta Sekda Minsel Drs MC Kairupan dan tiga Assisten di Setdakab untuk mundur dari jabatannya. Pantauan wartawan, sedikitnya 200 personel Satuan Polisi Pamong Praja bersama ratusan personel Polisi di Polres Minsel melakukan penjagaan dan penertiban terhadap aksi demo tersebut.
Menurut, Treny Rungkat dan Niko Lonteng koordinator aksi Demo tersebut, bupati harus segera turun dari jabatannya dalam tempo 3x24 jam dan peran wakil bupati difungsikan tugasnya.
“Kami meminta Sekda Minsel Drs MC Kairupan dan para asisten untuk turun dari jabatannya,” ujar keduanya.
Menurut dia, pihaknya berencana menduduki kembali Kantor Bupati sampai ketemu dengan Paruntu. Sebenarnya, pendemo akan menginap di Kantor Bupati, namun tak diizinkan kepolisian.
“Kami tetap menduduki pemkab sampai bertemu dengan bupati. Esok, kami kembali dengan jumlah yang lebih banyak,” ujar Rungkat.
Ditekankan, Gubernur Sulawesi Utara, Dr SH Sarundajang segera mengambilalih pemerintah di Kabupaten Minsel. Karena Paruntu ditengarai tak mampu lagi menjalankan pemerintahan yang baru dijalani sekitar dua tahun.
Pada kesempatan terpisah, salah seorang Korlap lainnya, Jackson Roringpandey menyatakan, pihaknya akan mendesak agar bisa ketemu Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. Jika tidak pendemo akan menduduki Kantor Bupati.
Terpisah, Bupati Christiany Eugenia Paruntu, SE dalam BBM-nya, Senin (29/10) sekitar pukul 17.35 Wita mengatakan, semua tuntutan pendemo seperti Aliansi Reformasi Peduli Masyarakat Minsel (ARPMM) tidak benar.
‘’Selain itu, ini fitnah. Dan semua yang disampaikan adalah tidak benar. Justru ini ditunggangi oleh lawan politik dan elit pejabat. Dan tidak menutup kemungkinan juga ada pejabat di Provinsi Sulawesi Utara,’’ ujar bupati Tetty.
Lanjut Tetty, selain itu semua yang disampaikan ARPMM melalui korlap Trenny Rungkat dan lainnya adalah rekayasa publik. Serta pembunuhan karakter untuk pemerintahan Minsel.
‘’Karena aktor dibalik intelektualnya sudah ketahuan. Namun, kami menyikapi semuanya dengan bijak. Bahkan, biarlah nanti Tuhan yang beracara. Karena, hak Tuhan yang akan menghukum mereka. Karena telah mengusik hamba Tuhan yang sudah diurapi,’’ ungkap istri tercinta Decky Palinggi, SE ini.
Ditambahkannya, selain ada oknum di Provinsi Sulut. Dimana, Sabtu (27/10) dilaksanakan rapat tertutup di Kecamatan Tareran.
“Nah, oknum-oknum intelektual tersebut sudah terekam siapa dalangnya. Oleh sebab itu, unjuk rasa ini dipastikan ikut terlibat wakil bupati Minsel dan oknum pejabat Provinsi Sulut. Selain itu, bisa saya duga kalau ternyata banyak pejabat Provinsi Sulut. Termasuk ada anggota DPRD Provinsi Sulut kenapa hal ini bisa terjadi? Ingat, demo ini adalah untuk ketiga kalinya. Dan semua tuntutan, seperti saya katakan adalah rekayasa. Serta ingin membunuh karakter saya sebagai bupati. Ingat, saya dipilih rakyat Minsel,’’ tutup Paruntu.(dolvie mangindaan/bm)