Demo KNPI Sulut Kepentingan Sesaat
Manado, KM-
Demo di PLN Wilayah Suluttenggo, Selasa 29 Oktober lalu yang dipimpin Ketua DPD KNPI Provinsi Sulut, Jackson Kumaat (Jacko), rupanya memiliki cerita sendiri. Dari informasi yang berhasil dirangkum Koran Manado menyebutkan, demo tersebut diduga berlatarbelakang sakit hati.
Pasalnya, 28 Oktober lalu, Kumaat tidak diakomodir menjadi komandan pada pelaksanaan upacara peringatan Hari Sumpah di Kantor Gubernur. Kumaat akhirnya memilih menggelar upacara di Sekretariat KNPI Sulut bersama sejumlah orang-orang dekatnya.
Menanggapi hal itu, pengamat pemerintahan dan politik Sulut Taufik Tumbelaka menilai, KNPI Sulut seharusnya tidak perlu meributkannya, apalagi sampai menggelar demo.
“Sebenarnya ini tidak perlu diributkan. Dan jika alasan dan dugaan itu benar, tentu sangat disayangkan. KNPI seharusnya lebih fokus pada masalah kepemudaan bukan demo yang tidak substansial. Sebab masih banyak masalah kepemudaan di Sulut yang harus diselesaikan. Jangan terjebak masalah perbedaan kemudian menjadi ribut, sampai menggelar demo,”ujar Tumbelaka.
Dia juga mengatakan, sebenarnya apa hubungannya KNPI Sulut dengan Hari Sumpah Pemuda. Menurutnya, peringatan Hari Sumpah Pemuda itu bukan hanya milik KNPI namun masih banyak pemuda-pemuda di Sulut.
“Yang paling penting itu sebenarnya semangat kita sebagai pemuda dalam memaknai Hari Sumpah Pemuda,” tegas Tumbelaka.
Terkait demo di PLN, Tumbelaka tidak terlalu permasalahkan. Namun kata dia, demo tersebut bukan persoalan penting yang harus diperjuangkan KNPI yang dipimpin Jacko.
“Sekali lagi saya katakan, masih banyak persoalan pemuda yang lebih penting yang harus diperjuangkan KNPI. Kalau kita demo hari ini kemudian besoknya tidak, sama juga bohong. Dan kenapa baru sekarang? Sementara persoalan pemadaman listrik itu sudah berlangsung lama. Jadi jangan salahkan jika ada yang berpikir kalau demo kemarin itu hanya kepentingan politik dan kepentingan sesaat,”tandasnya.
Pernyataan lain yang makin sudutkan demo KNPI yang dipimpin Jacko, datang dari Ketua Forum Generasi Muda Tombariri, Jhon Pangemanan, menyebutkan, tidak ada salahnya jika elemen masyarakat Sulut menggelar demo, termasuk wadah organisasi kepemudaan sekelas KNPI.
Hanya saja, aksi demo jangan dilakukan hanya atas dasar untuk mencari popularitas segelintir oknum, yang kemudian memanfaatkan wadah organisasi. Lanjut dikatakannya, hal yang diangkat memang menyangkut dinamika yang terjadi di Sulut. Tetapi, seharusnya KNPI harus ikut pula memberikan solusi serta ikut proaktif terlibat langsung menangani permasalahan yang ada.
“Lebih bijak jika KNPI Sulut ikut memberikan sumbangsih bagaimana mencarikan serta menerapkan solusi atas hal yang dipersoalkan. Jangan hanya sekedar demo, kemudian tindak lanjutnya tidak ada. Hal-hal seperti ini yang mengindikasikan jika aksi demo hanya dilakukan untuk mencari popularitas yang semakin memudar,” kata dia.
Diingatkan pula, banyak persoalan sosial yang menghantui generasi muda dan seharusnya dikritisi oleh KNPI Sulut. Diantaranya, masalah pengangguran, trafficking, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, seks bebas yang bermuara pada tingginya HIV-AIDS serta lainya. “Secara substansial, KNPI harusnya menyikapi hal-hal kepemudaan seperti itu,” ujarnya.(donal/jeffrie)
Demo di PLN Wilayah Suluttenggo, Selasa 29 Oktober lalu yang dipimpin Ketua DPD KNPI Provinsi Sulut, Jackson Kumaat (Jacko), rupanya memiliki cerita sendiri. Dari informasi yang berhasil dirangkum Koran Manado menyebutkan, demo tersebut diduga berlatarbelakang sakit hati.
Pasalnya, 28 Oktober lalu, Kumaat tidak diakomodir menjadi komandan pada pelaksanaan upacara peringatan Hari Sumpah di Kantor Gubernur. Kumaat akhirnya memilih menggelar upacara di Sekretariat KNPI Sulut bersama sejumlah orang-orang dekatnya.
Menanggapi hal itu, pengamat pemerintahan dan politik Sulut Taufik Tumbelaka menilai, KNPI Sulut seharusnya tidak perlu meributkannya, apalagi sampai menggelar demo.
“Sebenarnya ini tidak perlu diributkan. Dan jika alasan dan dugaan itu benar, tentu sangat disayangkan. KNPI seharusnya lebih fokus pada masalah kepemudaan bukan demo yang tidak substansial. Sebab masih banyak masalah kepemudaan di Sulut yang harus diselesaikan. Jangan terjebak masalah perbedaan kemudian menjadi ribut, sampai menggelar demo,”ujar Tumbelaka.
Dia juga mengatakan, sebenarnya apa hubungannya KNPI Sulut dengan Hari Sumpah Pemuda. Menurutnya, peringatan Hari Sumpah Pemuda itu bukan hanya milik KNPI namun masih banyak pemuda-pemuda di Sulut.
“Yang paling penting itu sebenarnya semangat kita sebagai pemuda dalam memaknai Hari Sumpah Pemuda,” tegas Tumbelaka.
Terkait demo di PLN, Tumbelaka tidak terlalu permasalahkan. Namun kata dia, demo tersebut bukan persoalan penting yang harus diperjuangkan KNPI yang dipimpin Jacko.
“Sekali lagi saya katakan, masih banyak persoalan pemuda yang lebih penting yang harus diperjuangkan KNPI. Kalau kita demo hari ini kemudian besoknya tidak, sama juga bohong. Dan kenapa baru sekarang? Sementara persoalan pemadaman listrik itu sudah berlangsung lama. Jadi jangan salahkan jika ada yang berpikir kalau demo kemarin itu hanya kepentingan politik dan kepentingan sesaat,”tandasnya.
Pernyataan lain yang makin sudutkan demo KNPI yang dipimpin Jacko, datang dari Ketua Forum Generasi Muda Tombariri, Jhon Pangemanan, menyebutkan, tidak ada salahnya jika elemen masyarakat Sulut menggelar demo, termasuk wadah organisasi kepemudaan sekelas KNPI.
Hanya saja, aksi demo jangan dilakukan hanya atas dasar untuk mencari popularitas segelintir oknum, yang kemudian memanfaatkan wadah organisasi. Lanjut dikatakannya, hal yang diangkat memang menyangkut dinamika yang terjadi di Sulut. Tetapi, seharusnya KNPI harus ikut pula memberikan solusi serta ikut proaktif terlibat langsung menangani permasalahan yang ada.
“Lebih bijak jika KNPI Sulut ikut memberikan sumbangsih bagaimana mencarikan serta menerapkan solusi atas hal yang dipersoalkan. Jangan hanya sekedar demo, kemudian tindak lanjutnya tidak ada. Hal-hal seperti ini yang mengindikasikan jika aksi demo hanya dilakukan untuk mencari popularitas yang semakin memudar,” kata dia.
Diingatkan pula, banyak persoalan sosial yang menghantui generasi muda dan seharusnya dikritisi oleh KNPI Sulut. Diantaranya, masalah pengangguran, trafficking, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, seks bebas yang bermuara pada tingginya HIV-AIDS serta lainya. “Secara substansial, KNPI harusnya menyikapi hal-hal kepemudaan seperti itu,” ujarnya.(donal/jeffrie)