JALAN Sam Ratulangi yang rusak parah akibat galian IPAL.(Foto: jan/KM) |
Proyek IPAL Rusaki Fasilitas Umum
Manado, KM –
Kondisi jalan Sam Ratulangi yang rusak parah akibat pekerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), mulai dikeluhkan warga Kota Manado, khususnya pemilik kendaraan bermotor. Umumnya, mereka mengeluhkan pekerjaan yang dianggap tidak professional, mengakibatkan kerusakan pada kendaraan mereka.
Warga berharap, pemerintah selaku pengawas proyek memberikan warning bagi kontraktor pelaksana yang tidak peka dengan kepentingan umum. Mestinya, jalan yang digali ditutup dengan rapi agar tidak terkesan bergelombang dan berlubang-lubang. Apalagi, jika musim penghujan seperti ini, jalan Sam Ratulangi tampak seperti kubangan.
“Kami bukan tidak suka adanya pembangunan, tetapi mestinya pembangunan yang dilaksanakan harus berwawasan lingkungan, serta memperhatikan kepentingan umum. Karena, fasilitas yang dirusak adalah fasilitas umum milik masyarakat,”tandas pemerhati Kota Manado, Djamal Sasoeng SE, kepada Koran Manado, Jumat (2/11) kemarin.
Menurutnya, kontraktor pelaksana proyek seharusnya memikirkan dampak dari proyek yang dikerjakan, apalagi dilakukan menggunakan fasilitas jalan. Ditambah lagi, jalan Sam Ratulangi merupakan salah satu jalan tersibuk di Kota Manado.
“Harus ada kajian dulu sebelum melaksanakan pekerjaan. Ini dilakukan supaya proyek yang dilaksanakan tidak mengganggu kenyamanan orang banyak. Berbeda jika proyek ini dilaksanakan di hutan-hutan,”tukas Sasoeng.
Pernyataan Sasoeng itu, dibenarkan para pemilik kendaraan. Menurut mereka, jalan yang berlubang-lubang sering mengakibatkan rusaknya kendaraan milik mereka.
“Kita harus mengeluarkan biaya ekstra untuk kendaraan, karena setiap hari melewati jalan Sam Ratulangi yang berlubang,”ujar Merry, warga Paal Dua.
Seperti terpantau kemarin, ruas jalan Sam Ratulangi, khususnya dari depan gereja Katedral hingga BCA, terlihat bergelombang penuh kubangan akibat hujan deras yang melanda daerah ini. Kendaraan yang melewati jalan tersebut harus berhati-hati, sehingga kemacetan tidak dapat dihindarkan. Apalagi, ditempat itu terdapat rumah sakit, dan beberapa tempat belanja, serta kantor pelayanan publik.
Pemerintah Kota (Pemkot) Manado melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Ir Ferry Siwi MSi, menandaskan jalan Sam Ratulangi adalah jalan Negara yang dibiayai melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Sehingga, perbaikan jalan yang rusak berdasarkan pada usulan Propinsi Sulut ke pemerintah pusat. Lanjut dikatakan Siwi, galian jalan pada proyek IPAL tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perjanjian.
“Sesuai dengan waktu meeting konstruksi, pelaksana proyek akan melakukan perbaikan, setelah galian dilakukan dibeberapa ratus meter. Tapi perbaikan tidak dilaksanakan segera. Penimbunan yang dilakukan tidak akan banyak membantu, karena ketika hujan terjadi kubangan-kubangan disepanjang jalan, sehingga itu menghambat arus transportasi,”jelas Siwi.
Olehnya, tambah Siwi, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas PU Propinsi Sulawesi Utara, dalam hal ini Satker di Cipta Karya yang menangani proyek IPAL. Awalnya, lanjut Siwi, dijanjikan beberapa ruas yang sudah digali itu, diperbaiki sebelum lebaran, tetapi sampai sekarang belum juga dilakukan.
Dirinya berharap, pelaksana proyek dapat segera memperbaiki galian tersebut, karena izin yang diberikan adalah setelah gali, langsung diperbaiki kembali.
“Kalau untuk ruas jalan Samrat, ditangani oleh Balai Jalan karena jalan Negara, sementara untuk jalan Piere Tendean ditangani oleh Dinas PU Sulut,”pungkas Siwi.
Dengan adanya galian yang belum diperbaiki itu, sangat mengganggu kenyamanan warga Kota Manado. “Mestinya sudah ada action, sesuai perjanjian itu,”tandasnya.(jan torindatu)
Manado, KM –
Kondisi jalan Sam Ratulangi yang rusak parah akibat pekerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), mulai dikeluhkan warga Kota Manado, khususnya pemilik kendaraan bermotor. Umumnya, mereka mengeluhkan pekerjaan yang dianggap tidak professional, mengakibatkan kerusakan pada kendaraan mereka.
Warga berharap, pemerintah selaku pengawas proyek memberikan warning bagi kontraktor pelaksana yang tidak peka dengan kepentingan umum. Mestinya, jalan yang digali ditutup dengan rapi agar tidak terkesan bergelombang dan berlubang-lubang. Apalagi, jika musim penghujan seperti ini, jalan Sam Ratulangi tampak seperti kubangan.
“Kami bukan tidak suka adanya pembangunan, tetapi mestinya pembangunan yang dilaksanakan harus berwawasan lingkungan, serta memperhatikan kepentingan umum. Karena, fasilitas yang dirusak adalah fasilitas umum milik masyarakat,”tandas pemerhati Kota Manado, Djamal Sasoeng SE, kepada Koran Manado, Jumat (2/11) kemarin.
Menurutnya, kontraktor pelaksana proyek seharusnya memikirkan dampak dari proyek yang dikerjakan, apalagi dilakukan menggunakan fasilitas jalan. Ditambah lagi, jalan Sam Ratulangi merupakan salah satu jalan tersibuk di Kota Manado.
“Harus ada kajian dulu sebelum melaksanakan pekerjaan. Ini dilakukan supaya proyek yang dilaksanakan tidak mengganggu kenyamanan orang banyak. Berbeda jika proyek ini dilaksanakan di hutan-hutan,”tukas Sasoeng.
Pernyataan Sasoeng itu, dibenarkan para pemilik kendaraan. Menurut mereka, jalan yang berlubang-lubang sering mengakibatkan rusaknya kendaraan milik mereka.
“Kita harus mengeluarkan biaya ekstra untuk kendaraan, karena setiap hari melewati jalan Sam Ratulangi yang berlubang,”ujar Merry, warga Paal Dua.
Seperti terpantau kemarin, ruas jalan Sam Ratulangi, khususnya dari depan gereja Katedral hingga BCA, terlihat bergelombang penuh kubangan akibat hujan deras yang melanda daerah ini. Kendaraan yang melewati jalan tersebut harus berhati-hati, sehingga kemacetan tidak dapat dihindarkan. Apalagi, ditempat itu terdapat rumah sakit, dan beberapa tempat belanja, serta kantor pelayanan publik.
Pemerintah Kota (Pemkot) Manado melalui Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Ir Ferry Siwi MSi, menandaskan jalan Sam Ratulangi adalah jalan Negara yang dibiayai melalui APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Sehingga, perbaikan jalan yang rusak berdasarkan pada usulan Propinsi Sulut ke pemerintah pusat. Lanjut dikatakan Siwi, galian jalan pada proyek IPAL tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perjanjian.
“Sesuai dengan waktu meeting konstruksi, pelaksana proyek akan melakukan perbaikan, setelah galian dilakukan dibeberapa ratus meter. Tapi perbaikan tidak dilaksanakan segera. Penimbunan yang dilakukan tidak akan banyak membantu, karena ketika hujan terjadi kubangan-kubangan disepanjang jalan, sehingga itu menghambat arus transportasi,”jelas Siwi.
Olehnya, tambah Siwi, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Dinas PU Propinsi Sulawesi Utara, dalam hal ini Satker di Cipta Karya yang menangani proyek IPAL. Awalnya, lanjut Siwi, dijanjikan beberapa ruas yang sudah digali itu, diperbaiki sebelum lebaran, tetapi sampai sekarang belum juga dilakukan.
Dirinya berharap, pelaksana proyek dapat segera memperbaiki galian tersebut, karena izin yang diberikan adalah setelah gali, langsung diperbaiki kembali.
“Kalau untuk ruas jalan Samrat, ditangani oleh Balai Jalan karena jalan Negara, sementara untuk jalan Piere Tendean ditangani oleh Dinas PU Sulut,”pungkas Siwi.
Dengan adanya galian yang belum diperbaiki itu, sangat mengganggu kenyamanan warga Kota Manado. “Mestinya sudah ada action, sesuai perjanjian itu,”tandasnya.(jan torindatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar