no klik kanan

Minggu, 17 Februari 2013

Duka Sulut di Hari Minggu



Wagub: Ini Bencana Nasional

Longsor Ambil Nyawa 16 Orang


Manado, KM-
Hujan yang mengguyur Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sejak beberapa hari terakhir ini, membuat struktur tanah di daerah perbukitan menjadi tidak stabil. Puncaknya, 18 titik longsor terjadi Minggu (17/2) kemarin. Jalur jalan Manado-Tomohon paling banyak yakni 11 titik longsor. Sementara di Citra Land terjadi dua titik longsor.

Kompleks Eden Bridge, yang paling parah. Longsor disitu  merenggut enam korban jiwa, salah satu korban adalah security Citra Land bernama, Tommy Manirip, Rafda dan Leidy, Frangky Kawilarang, Elisabeth Palit dan anaknya Enggelica Kawilarang ikut menjadi korban.

“Evakuasi pertama ditemukan empat orang. Kemudian evakuasi kedua ditemukan dua orang lagi. Semua korban sudah di bawah ke rumah sakit Malalayang, identitasnya masih diidentifikasi,” ujar Prasetya Budiarta Koordinator Lapangan Badan SAR Manado.
Longsor lainnya juga terjadi di Kelurahan Singkil lingkungan 5, Ridel Lintongan (4) tahun jadi korban. Kemudian, 4 orang masing-masing di Kelurahan Tingkulu, Charles Taroreh (28), warga Tingkulu lingkungan 5, Riska Ruru (22), Grasia Gosal (3,5), Ripka Gosal (9),  semuanya warga Tingkulu Lingkungan 8, David Ruru (16)  warga Ranomut lingkungan 2, Budi Astanto (40) Paal II lingkungan 9, Ismail Polumandago (10) warga Paal 4 lingkungan 6. 
Di Kabupaten Kepulauan Sitaro tepatnya di Kampung Lia, Kecamatan Siau Timur Utara awan duka juga menyelimuti Keluarga Lazarus-Lombone. Banjir bandang yang menghantam desa itu, membuat satu keluarga ini meningga dunia. Makdani Lasarus (31), Sarni Maya Lombone (31) Chika Lasarus (5) terserat banjir. Beruntung warga setempat dengan alat seadanya berhasil melakukan evakuasi ketiga korban. 
Sementara longsor di Desa Kaweruan, Likupang, di Paal II, longsor di Kombos, di Jalan Sea Malalayang ikut mengganggu pengguna jalan. Di jalur Manado-Amurang juga tertutup longsor di Desa Munte cukup parah. Kendaraan menuju Tomohon tidak bisa melintas karena di Desa Wuwuk tertutup longsor.
Selain longsor, banjir juga melanda Kota Manado. Ketinggian air di daerah aliran sungai Tondano meluap hingga ke daerah pemukiman warga dan pusat-pusat perkantoran. Akibatnya ribuan rumah di 9 Kecamatan di Kota Manado yang terendam banjir. Kecamatan yang paling parah yakni di Kecamatan Singkil, Paal II dan Tikala.
Di Kecamatan Singkil, ketinggian air mencapai 3 meter dan berhasil mencapai atap rumah warga. Di Paal dua atau tepatnya di Kampung Tubir, ketinggian air mencapai 2,5 meter. Sementara di Kecamatan Tikala, air mencapai 2 meter dan meluap sampai ke kompleks kantor Walikota Manado hingga SPBU Tikala. Jalan Krida Malalayang ikut terendam banjir akibat sungai di Krida meluap. Selain itu ada juga banjir di Sario. Di Ranotana Weru Lingkungan I juga banjir. Di luar Manado,  banjir juga melanda Tanawangko, Desa Sarani, Kabupaten Minahasa dan Desa Popontolen, Kabupaten Minahasa Selatan. 
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi  Sulut menyebutkan, total warga yang meninggal akibat bencana ini mencapai 16 orang. Satu dikabarkan hanyut terserat air di Kombos. Satunya lagi di Perum Handayani Ranomuut. Wakil Gubernur Sulut, Dr Djouhari Kansil MPd saat mengunjungi langsung lokasi bencana dan korban mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor di Sulut, Minggu 17 Februari kemarin adalah bencana nasional. Dia berharap, pemerintah Kabupaten dan Kota se Sulut membuat laporan terinci untuk diteruskan ke pemerintah pusat.
“Ya, ini sudah bencana nasional,” katanya saat meninjau beberapa lokasi bencana di Kota Manado, Minggu (17/2) sore kemarin.
Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan Kota Manado telah membuat sejumlah posko bantuan di beberapa titik yang menjadi sentra banjir dan tanah longsor. Untuk korban di Dendengan Dalam misalnya, telah di evakuasi di Posko pengungsian di kantor Diknas Kota Manado.
Pemerintah dan warga terus bekerjasama melakukan evakuasi. Sejumlah bantuan berupa makanan, obat-obatan dan tenda disalurkan pemerintah dan pihak swasta.
“Utamakan keselamatan warga masyarakat,” pintah Wagub Kansil.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulut, Ir Hoyke Makarawung, mengakui, bantuan yang telah diberikan kepada warga korban banjir masih kurang.
“Kami terus berupaya agar dapat membantu semaksimal mungkin,” katanya. Dia juga berharap agar warga untuk tetap mewaspadai banjir dan longsor susulan.(onal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar