Diduga ada Permainan dengan APMS
MINYAK TANAH LANGKA: kelangkaan BBM khusus Minyak tanah di Sitaro akibat transaksi penjualan ke pulau oleh pemilik pangkalan. (FOTO: IKUSTRASI) |
Sitaro,KM—
Hasil penelusuran pemicu kelangkaan ternyata bukan karena minimnya pasokan BBM khusus Minyak Tanah (MT). Tapi transaksi atau penjualan ke pulau oleh pemilik pangkalan dengan memangkas jatah warga sebagai dalang atau penyebab utama.
Dari informasi yang berhasil dirangkum, warga buka-bukaan mengaku ketika wawancarai, bahwa praktek ilegal itu sering terjadi. Ada pangkalan di Ulu sering menjual MT ke pulau dengan harga tinggi. “Setiap distribusi minyak tanah, jatah kami selalu tidak diberi. Kebanyakan mereka menjual ke pulau dengan harga tinggi. Bahkan ada yang menjual langsung satu drum penuh,” ungkap warga Siau yang meminta namanya tak dikorankan, serayakan menambahkan praktek ini sudah berlangsung lama.
Namun katanya, sampai sekarang masih dibiarkan oleh pihak-pihak terkait tanpa ada penertiban. “Pemilik pangkalan itu leluasa betindak, karena sampai sekarang tidak ada tindakan dari pihak-pihak terkait,” tambah sumber.
Warga pula menduga, praktek ini ada permainan dengan agen atau APMS Karya Maranatha yang mendistribusi MT. “Bisa saja demikian, karena jatah per trip untuk pangkalan yang menjual ke pulau empat drum, sedangkan pangkalan lain hanya tiga drum,” tandasnya.
Ketua Kagama Sitaro, Hardi Karia Tatodi SH menyayangkan adanya tindakan yang merugikan masyarakat seperti ini. Tatodi meminta kepada pemerintah dan untuk turun tangan menindak lebih tegas. Pihak kepolisian diharapkan, bisa membantu melakukan penyelidikan terhadap praktek yang mempersulit masyarakat umum. “Kalau sudah seperti ini harus ada tindakan tegas. Sayangkan masyarakat yang terus dirugikan,”tukas Tatodi. (fitri lumiu)
Hasil penelusuran pemicu kelangkaan ternyata bukan karena minimnya pasokan BBM khusus Minyak Tanah (MT). Tapi transaksi atau penjualan ke pulau oleh pemilik pangkalan dengan memangkas jatah warga sebagai dalang atau penyebab utama.
Dari informasi yang berhasil dirangkum, warga buka-bukaan mengaku ketika wawancarai, bahwa praktek ilegal itu sering terjadi. Ada pangkalan di Ulu sering menjual MT ke pulau dengan harga tinggi. “Setiap distribusi minyak tanah, jatah kami selalu tidak diberi. Kebanyakan mereka menjual ke pulau dengan harga tinggi. Bahkan ada yang menjual langsung satu drum penuh,” ungkap warga Siau yang meminta namanya tak dikorankan, serayakan menambahkan praktek ini sudah berlangsung lama.
Namun katanya, sampai sekarang masih dibiarkan oleh pihak-pihak terkait tanpa ada penertiban. “Pemilik pangkalan itu leluasa betindak, karena sampai sekarang tidak ada tindakan dari pihak-pihak terkait,” tambah sumber.
Warga pula menduga, praktek ini ada permainan dengan agen atau APMS Karya Maranatha yang mendistribusi MT. “Bisa saja demikian, karena jatah per trip untuk pangkalan yang menjual ke pulau empat drum, sedangkan pangkalan lain hanya tiga drum,” tandasnya.
Ketua Kagama Sitaro, Hardi Karia Tatodi SH menyayangkan adanya tindakan yang merugikan masyarakat seperti ini. Tatodi meminta kepada pemerintah dan untuk turun tangan menindak lebih tegas. Pihak kepolisian diharapkan, bisa membantu melakukan penyelidikan terhadap praktek yang mempersulit masyarakat umum. “Kalau sudah seperti ini harus ada tindakan tegas. Sayangkan masyarakat yang terus dirugikan,”tukas Tatodi. (fitri lumiu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar