Escavator Terbakar Diduga Rekayasa PT MMP
Bangka Mencekam,Pemkab Mengaku tak Tahu
Minut, KM -Ketegangan antara warga di Pulau Bangka Kecaramatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara dengan pihak perusahaan PT Mikgro Metal Perdana (MMP) yang sementara ini berupaya menguasai wailayah pulau itu demi kepentingan mengambil hasil bumi berupa biji besi dan bahkan santer dikabarkan termasuk emas, kian mencekam.
Pasalnya, subuh Senin (01/10) kemarin sekitar pukul 04.00 Wita satu unit alat berat jenis escavator milik PT MMP terbakar. Atas kejadian ini, warga setempat dicurigai sebagai penyebab. Sehingga pihak PT MMP meminta aparat Kepolisian dalam hal ini Satuan Brimbo untuk turun ke lokasi dan melakukan pengamanan.
Namun demikian, warga tetap menyatakan tidak mengetahui kejadian tersebut apalagi melakukan aksi itu. “Ada 50-an hingga ratusan personil Brimob dikabarkan turun ke Pulau Bangka dengan maksud melakukan penga-manan,” tandas Budi, sumber yang dapat dipercaya, kemarin.
Menariknya lagi, isu merebak, akan terjadi bentrok antara aparat yang diminta PT MMP dengan warga setempat yang kontra dengan kehadiran PT MMP.
Dari informasi lain didapat, upaya membakar escavator semata-mata demi me-goalkan langkah PT MMP untuk menghadirkan aparat keamanan di wilayah pertam-bangan sekaligus memudakan kegiatan pertambangan yang seungguhnya tak hanya biji besi melainkan juga memiliki kandungan emas. “Kejadian ini sepertinya settingan untuk memuluskan kegiatan tambag disana (di pulau Bangka, red). Dengan adanya masalah, tentu ada alas an untuk menghadirkan aparat,” tandas anggota DPRD Minut, Ir Herman Papia kepada sejumlah wartawan, kemarin.
Lain lagi, persoalan PT MMP dan warga di Pulau Bangka semakin keruh karena kehadiran pihak ketiga yang sengaja menunggangi sehing-ga persoalan di pulau Bangka tak bisa tuntas dan berakhir manis. “Ini pasti ada yang tunggangi, paling tidak dia orang besar di Sulut. Tak mungkin jika tidak ada yang menunggangi karena dasar kepentingan tertentu,” tukas anggota DPRD Minut, Denny Sompie SE.
Pemerintah Kabupaten sendiri, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Drs Johanes Rumambi terkesan enggan berkomnetar lebih. Anehnya, Sekda mengaku belum men-dengar informasi akan keja-dian tersebut. “Kita baru dengar. Harusnya instansi teknis yang melakukan pe-mantauan dan melaporkannya kepada pimpinan,” tandas Sekda, kemarin. (hendrasamuel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar