Kegiatan Tambang PT MMP Ditolak
Kantor Bupati Minut Dilempari ‘Tai’ Sapi
massa demo buang tai sapi didepan ktr bupati terkait tambang biji besi minut |
Kembali warga yang mengatasnamakan peduli pulau Bangka melakukan aksi demo penolakan penambangan biji besi oleh PT Mikgro Metal Perdana (MMP) di Pulau Bangka, Kecamatan Likupang Timur, Selasa (02/10) kemarin.
Parahnya, warga yang kesal dengan kebijakan pemerintah kabupaten yang masih mengijinkan PT MMP beroperasi, memberikan hadiah yang tak mengenakkan seperti kotoran sapi dan tomat busuk.
Pelemparan tahi sapi dan tomat ke arah pintu masuk kantor Bupati Minut, sontak membuat suasana semakin panas, bahkan nyaris saja tahi sapi mengenai Sekretaris Daerah (Sekda) Minut, Drs Johanes Rumambi yang saat itu bersama Kabag Humas Drs Sem Tirajoh mewakili Bupati dan Wakil Bupati menerima massa pendemo. “Pokoknya kami menolak pengoperasian pertambangan PT MMP, karena imbasnya akan merusak lingkungan. Cabut izin usaha pertambangan eksplorasi Bupati Minut No 152 tahun 2012 yang terindikasi melanggar undang-undang,” teriak massa pendemo.
Menariknya lagi, salah satu figur yang menjadi bulan-bulanan sindiran massa pendemo adalah Wakil Bupati Yulisa Baramuli SH. “Mana janjimu Ibu Yulisa, saat kampanye di Likupang lalu kamu berjanji akan memperjuangkan kepentingan rakyat, tapi kini disaat masyarakat membutuhkan tak ada tindakan yang dilakukan,” teriak sejumlah massa pendemo saat melakukan aksinya di Kantor Bupati.
Yulisa Baramuli yang coba dikonfirmasi wartawan kemarin, gagal ditemui. “Ibu lagi ada terima tamu,” ujar salah satu stafnya. Ditunggu sampai hampir petang, Wabup tak kunjung keluar dari kantornya. Sedangkan Johannes Rumambi membenarkan adanya pelemparan tahi sapi dan tomat padanya. “Hanya tomat yang mengenai tangan saya,” aku Rumambi yang menyayangkan aksi pendemo yang tidak sopan.
Lagi disampaikan Rumambi, SK izin ekplorasi tak akan dicabut oleh Pemkab Minut. “Ijin itu tidak bias dicabut. Dan ditegaskan Pemkab tidak pernah mengeluarkan ijin eksploitasi,” tegas Rumambi.
Diketahui sebelumnua, para pendemo telah mendatangi kantor DPRD Minut, untuk meminta perhatian wakil rakyat. Kehadiran mereka diterima sejumlah legislator, antara lain Herman Papia, Fransisca Tuwaidan, Sarhan Antili dan Vonny Wullur. “Kami akan menindaklanjuti untuk dilakukan hearing terkait penolakan ini,” terang politisi Dapil Likupang Herman Papia, yang secara pribadi memberikan sinyalemen kurang mendukung adanya pertambangan di Pulau Bangka.
Politisi Dapil Likupang lainnya Sarhan Antili juga tegas mengatakan penolakan. “Tapi saya berdasarkan partai, karena partai kami adalah partai hijau alias memliki kepedulian dengan alam. Saya menolak karena saya tahu keadaan disana,” timpalnya.
Lain lagi Fransisca Tuwaidan yang lebih bijak memberikan tanggapan.
“Seharusnya sudah ada master plan Minut ke depan agar konsep daerah ini bisa terarah, dan tak membingungkan masyarakat dan investor yang hendak membangun di Minut,” tukas Tuwaidan.(hendrasamuel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar