Soal Relokasi Pedagang Pasar Modern Tondano
Tondano, KM -
Relokasikasi pedagang yang saampai saat ini belum ada kepastian dari Pemkab Minahasa membuat sejumlah pedagang dipasar Tondano kesal. Janji manis Pemkab Minahasa untuk merelokasi pedagang sejak bulan agustus lalu, dinilai telah menipu rakyat dengan janji towo alias sorga telinga yang sampai saat ini tak kunjung terealisasi.
Menurut Rahmad Mile, salah satu pedagang sembako dipasar Tondano, para pedagang saat ini sangat tersiksa dengan kondisi pasar saat ini. Sebab, selain jauh dari standart kesehatan, omset para pedagang menurun drastis akibatnya hutang mereka di bank dan suplaiyer terus menumpuk bahkan ada pedagang yang rumahnya akan disita oleh pihak bank karena sudah beberapa bulan menunggak angsuran.
“Torang so puas dengan kepala dinas pe janji – janji, sekarang ini torang mo tuntut depe kepastian, kapan torang mo kase pindah dipasar baru, soalnya bukan baru satu kali kadis da janji pa torang mo kase pindah mar sampe sekarang nyanda pindah – pindah,” ujar Mile
Mile mengatakan, kepala dinas pasar sudah berapa kali menjanjikan akan merelokasi pedagang sejak pasar selesai dibangun sekitar bulan mei lalu, namun sampai akhir oktober ini belum juga ada tanda – tanda pelaksanaan relokasi. Memasuki bulan November ini pihaknya bersama pulahan pedagang mendesak agar Pemkab Minahasa segera melakukan relokasi karena dalam bulan desember akan memasuki pasar ramai. Jika kondisi pasar seperti ini tetap dipertahankan mereka khawatir para pembeli lebih condong berbelanja di pasar Tomohon, karena kondisi pasar Tondano yang sempit dan sumpek yang akibatnya omset pedagang akan berkurang.
Senada disampaikan Jouke Kodu, salah satu pedagang kelontongan. Menurutnya, sering tertundanya pelaksanaan relokasi pedagang membuat pihaknya rugi karena harus mengeluarkan dana ekstra sekitar 15 sampai 20 juta untuk membayar sewa kontrakan kios. “Coba bayangkan kalu tu biaya sewa kios torang pake beli akang barang for mo kase tamba dimodal, ada keuntungan yang boleh torang mo nikmati,” tukasnya
Mereka berharap, dalam waktu dekat pihak dinas pasar turun ke lapangan dan melihat langsung kondisi para pedagang agar pihak dinas tidak tahu persis apa yang dirasakan oleh para pedagang dipasar Tondano saat ini.
Sementara itu, Kepala Pasar Tondano, Simon Sumanti, ketika dikonfirmasi harian ini menjelaskan bahwa sampai saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk dari Bupati Minahasa Stefanus Vreeke Runtu (SVR) untuk mengoprasikan pasar tersebut. Menurutnya, selain menunggu petunjuk dari Bupati, belum dioprasiakan pasar tersebut karena beberapa penunjang pasar tersebut seperti pelataran yang belum diperbaiki yang menghambat pengoprasian pasar yang berbandrol 9 Miliar tersebut. “Kami berharap dalam waktu dekat pasar tersebut segera dioprasikan,” ujar Sumanti.(fernando kembuan)
Tondano, KM -
Relokasikasi pedagang yang saampai saat ini belum ada kepastian dari Pemkab Minahasa membuat sejumlah pedagang dipasar Tondano kesal. Janji manis Pemkab Minahasa untuk merelokasi pedagang sejak bulan agustus lalu, dinilai telah menipu rakyat dengan janji towo alias sorga telinga yang sampai saat ini tak kunjung terealisasi.
Menurut Rahmad Mile, salah satu pedagang sembako dipasar Tondano, para pedagang saat ini sangat tersiksa dengan kondisi pasar saat ini. Sebab, selain jauh dari standart kesehatan, omset para pedagang menurun drastis akibatnya hutang mereka di bank dan suplaiyer terus menumpuk bahkan ada pedagang yang rumahnya akan disita oleh pihak bank karena sudah beberapa bulan menunggak angsuran.
“Torang so puas dengan kepala dinas pe janji – janji, sekarang ini torang mo tuntut depe kepastian, kapan torang mo kase pindah dipasar baru, soalnya bukan baru satu kali kadis da janji pa torang mo kase pindah mar sampe sekarang nyanda pindah – pindah,” ujar Mile
Mile mengatakan, kepala dinas pasar sudah berapa kali menjanjikan akan merelokasi pedagang sejak pasar selesai dibangun sekitar bulan mei lalu, namun sampai akhir oktober ini belum juga ada tanda – tanda pelaksanaan relokasi. Memasuki bulan November ini pihaknya bersama pulahan pedagang mendesak agar Pemkab Minahasa segera melakukan relokasi karena dalam bulan desember akan memasuki pasar ramai. Jika kondisi pasar seperti ini tetap dipertahankan mereka khawatir para pembeli lebih condong berbelanja di pasar Tomohon, karena kondisi pasar Tondano yang sempit dan sumpek yang akibatnya omset pedagang akan berkurang.
Senada disampaikan Jouke Kodu, salah satu pedagang kelontongan. Menurutnya, sering tertundanya pelaksanaan relokasi pedagang membuat pihaknya rugi karena harus mengeluarkan dana ekstra sekitar 15 sampai 20 juta untuk membayar sewa kontrakan kios. “Coba bayangkan kalu tu biaya sewa kios torang pake beli akang barang for mo kase tamba dimodal, ada keuntungan yang boleh torang mo nikmati,” tukasnya
Mereka berharap, dalam waktu dekat pihak dinas pasar turun ke lapangan dan melihat langsung kondisi para pedagang agar pihak dinas tidak tahu persis apa yang dirasakan oleh para pedagang dipasar Tondano saat ini.
Sementara itu, Kepala Pasar Tondano, Simon Sumanti, ketika dikonfirmasi harian ini menjelaskan bahwa sampai saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk dari Bupati Minahasa Stefanus Vreeke Runtu (SVR) untuk mengoprasikan pasar tersebut. Menurutnya, selain menunggu petunjuk dari Bupati, belum dioprasiakan pasar tersebut karena beberapa penunjang pasar tersebut seperti pelataran yang belum diperbaiki yang menghambat pengoprasian pasar yang berbandrol 9 Miliar tersebut. “Kami berharap dalam waktu dekat pasar tersebut segera dioprasikan,” ujar Sumanti.(fernando kembuan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar