Panwas Isyaratkan Lanjutkan ke Polres
Tondano, KM –
Puluhan warga Desa Raringis Raya dan Desa Ampreng Kecamatan Langowan Barat, Selasa (6/11) kemarin, menduduki kantor Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah (Panwaslukada) Minahasa.
Aksi dilakukan terkait laporan ke Panwaslukada Minahasa soal dugaan money-politik yang dilakukan tim sukses Careig Naichel Runtu (CNR), salah satu calon bupati Minahasa di Pemilukada Minahasa 12 Desember mendatang.
Hart Walintukan Hukumtua Desa Raringis kepada wartawan mengatakan, kedatangannya bersama Hukumtua Desa Ampreng Masri Aruperes disertai warga dua desa tersebut, hendak melapor dugaan money-politic putra mahkota bupati nonaktif.
Dijelaskannya, belum lama ini di dua desa tersebut masuk bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa melalui pos dana bantuan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan. Namun bantuan dana tersebut dilabeli seolah-olah pembagian uang langsung dari komunitas CNR-Peduli.
“Ada pembagian uang dari CNR-Peduli. Ternyata setelah di cek, bantuan berasal dari dana bantuan bencana alam Pemkab Minahasa, bukan dari CNR,” jelas Walintukan.
Diungkapkan juga, kedatangan mereka ke Panwaslukada tak lain untuk melapor dugaan money-politic putra mahkota anak bupati Minahasa yang juga calon bupati Minahasa.
“Kami menduga ada manipulasi pembangian dana bencana yang dilakukan tim sukses CNR,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Hukumtua Desa Ampreng Masry Aruperes, mempertanyakan dirinya selaku kepala pemerintah desa yang tidak dilibatkan dalam pembagian bantuan dana tersebut.
Anehnya lagi, kata Aruperes, pembagian dana tersebut dilakukan melalui pengurus partai politik tertentu.
“Yang kami pertanyakan, mengapa bantuan dari Pemkab Minahasa tanpa melalui pemerintah desa. Mengapa justru pembagian dilakukan oleh pengurus parpol tertentu,” tandasnya.
Sementara Anggota Panwaslukada Minahasa Fence Bawengan, membenarkan soal laporan masyarakat dua desa dimaksud terkait dugaan money-politik yang dilakukan CNR.
Pihaknya berjanji akan menindak lanjuti laporan dari masyarakat desa Raringis dan Ampreng itu.
“Berdasarkan laporan dari masyarakat itu, kami akan menindaklanjuti laporan dugaan money-politic tersebut,” kata Bawengan.
Dikatakan aktivis pers ini, jika dugaan kasus CNR-Peduli dilengkapi bukti-bukti yang kuat, maka bukan tidak mungkin kasus tersebut tembus penanganan pihak kepolisian.
Sementara Polres Minahasa dikonfirmasi wartawan melalui Kasat Reskrim AKP Dewa Palaguna mengatakan, laporan tersebut akan segera diusut jika sudah sampai pada kewenangannya untuk mengusutnya. Hanya saja, laporan tersebut belum masuk pada tahap penanganan kepolisian.
Informasi yang dihimpun melalui Kepala BP3K Langowan barat, Maxi Rundengan mengaku, total bantuan bencana alam Pemkab Minahasa yang disalurkan sebanyak 1045 KK dengan total Rp417 juta.
Masing-masing Kepala Keluarga (KK) setiap desa yang disalurkan variatif, antara Rp300 ribu hingga Rp400 ribu, yang diduga kuat ternyata dana bantuan bencana alam.(fernando kembuan)
Tondano, KM –
Puluhan warga Desa Raringis Raya dan Desa Ampreng Kecamatan Langowan Barat, Selasa (6/11) kemarin, menduduki kantor Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah (Panwaslukada) Minahasa.
Aksi dilakukan terkait laporan ke Panwaslukada Minahasa soal dugaan money-politik yang dilakukan tim sukses Careig Naichel Runtu (CNR), salah satu calon bupati Minahasa di Pemilukada Minahasa 12 Desember mendatang.
Hart Walintukan Hukumtua Desa Raringis kepada wartawan mengatakan, kedatangannya bersama Hukumtua Desa Ampreng Masri Aruperes disertai warga dua desa tersebut, hendak melapor dugaan money-politic putra mahkota bupati nonaktif.
Dijelaskannya, belum lama ini di dua desa tersebut masuk bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa melalui pos dana bantuan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perkebunan. Namun bantuan dana tersebut dilabeli seolah-olah pembagian uang langsung dari komunitas CNR-Peduli.
“Ada pembagian uang dari CNR-Peduli. Ternyata setelah di cek, bantuan berasal dari dana bantuan bencana alam Pemkab Minahasa, bukan dari CNR,” jelas Walintukan.
Diungkapkan juga, kedatangan mereka ke Panwaslukada tak lain untuk melapor dugaan money-politic putra mahkota anak bupati Minahasa yang juga calon bupati Minahasa.
“Kami menduga ada manipulasi pembangian dana bencana yang dilakukan tim sukses CNR,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Hukumtua Desa Ampreng Masry Aruperes, mempertanyakan dirinya selaku kepala pemerintah desa yang tidak dilibatkan dalam pembagian bantuan dana tersebut.
Anehnya lagi, kata Aruperes, pembagian dana tersebut dilakukan melalui pengurus partai politik tertentu.
“Yang kami pertanyakan, mengapa bantuan dari Pemkab Minahasa tanpa melalui pemerintah desa. Mengapa justru pembagian dilakukan oleh pengurus parpol tertentu,” tandasnya.
Sementara Anggota Panwaslukada Minahasa Fence Bawengan, membenarkan soal laporan masyarakat dua desa dimaksud terkait dugaan money-politik yang dilakukan CNR.
Pihaknya berjanji akan menindak lanjuti laporan dari masyarakat desa Raringis dan Ampreng itu.
“Berdasarkan laporan dari masyarakat itu, kami akan menindaklanjuti laporan dugaan money-politic tersebut,” kata Bawengan.
Dikatakan aktivis pers ini, jika dugaan kasus CNR-Peduli dilengkapi bukti-bukti yang kuat, maka bukan tidak mungkin kasus tersebut tembus penanganan pihak kepolisian.
Sementara Polres Minahasa dikonfirmasi wartawan melalui Kasat Reskrim AKP Dewa Palaguna mengatakan, laporan tersebut akan segera diusut jika sudah sampai pada kewenangannya untuk mengusutnya. Hanya saja, laporan tersebut belum masuk pada tahap penanganan kepolisian.
Informasi yang dihimpun melalui Kepala BP3K Langowan barat, Maxi Rundengan mengaku, total bantuan bencana alam Pemkab Minahasa yang disalurkan sebanyak 1045 KK dengan total Rp417 juta.
Masing-masing Kepala Keluarga (KK) setiap desa yang disalurkan variatif, antara Rp300 ribu hingga Rp400 ribu, yang diduga kuat ternyata dana bantuan bencana alam.(fernando kembuan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar