no klik kanan

Senin, 12 November 2012

Pergantian Kepsek SDN Kalasey Bernuansa Politis

Terjadi Penolakan Guru dan Siswa
Manado,KM—
Pergantian Kepala Sekolah (Kepsek) di Kabupaten Minahasa yang digelar Dinas Dikpora dua pekan lalu terus mendapat penolakan oleh pihak guru dan siswa. Pasalnya, sebelumnya, SDN 4 Tondano juga melakukan hal yang sama pada dua pekan lalu. Kali ini, penolakan terhadap Kepsek yang baru terjadi di SD Negeri Kalasey Kecamatan Mandolang (Hasil Pemekaran dari Kecamatan Pineleng), dimana baik guru maupun siswa menolak Kepsek, yang baru dilakukan serah terima pada akhir pekan lalu.
Kepsek sebelumnya Harry D Wallah dinonjobkan dan menjadi guru Pembina di SD Inpres Kalasey sesuai SK Nomor 310/BM/X-2012 dan digantikan oleh Yul Waworundeng, yang sebelumnya Kepala SD Inpres Kalasey.
Waworundeng yang telah mengantongi SK Kepala SDN Kalasey mendapat penolakan keras baik guru maupun siswa di sekolah tersebut. Alasan penolakan terhadap Yul Waworundeng, menurut para guru di sekolah itu, karena Kepsek yang baru menjelek-jelekan Kepsek yang lama. Selain itu dia (Yul Warorundeng,red) memohon proposal untuk menjadi Kepsek di SDN Kalasey kepada salah satu anggota dewan. Pada poin ketiga pernyataan sikap, para guru di SDN Kalasey telah mengetahui karakter kepala sekolah yang baru, karena bertetangga dengan SD Inpres Kalasey jadi kami tahu persis Kepsek yang baru ini. “Saya seniri baru tadi menerima SK penempatan saya di SD Inpres sebagai guru bantu,” kata Wallah kepada wartawan, Senin (12/11).
Pergantian Kepsek dinilai oleh para guru SD Negeri Kalasey sangat tidak logis. Mereka menganggap, Harry Wallah merupakan Kepala Sekolah yang baik dan berhasil memajukan sekolah ini selama lima tahun. “Lihat saja hasil perjuangan yang dilakukan Pak Harry Wallah di sekolah ini sehingga sekolah ini sudah menjadi sekolah unggulan. Olehnya kami bersikap untuk menolak kedatangan Kepsek baru. Kami tidak terima dengan perlakuan ini,” tandas salah satu guru yang meminta namanya tak dikorankan.
Penolakan pergantian tersebut diwarnai dengan aksi demo para guru. Mereka menempelkan sejumlah famlet di lingkungan sekolah, yang bertuliskan menolak kepsek baru di depan sekolah dan di jendela-jendela ruang kelas. Sejumlah orang tua murid yang dimintai keterangan menilai bahwa pergantian Kepsek tersebut berkaitan dengan suhu politik menjelang Pilkada Minahasa yang akan berlangsung pada 12 Desember mendatang.
“Kami meminta jangan menyeret dunia pendidikan ke ranah politik, kasihan anak-anak kami yang bersekolah di sini, pasti mereka terganggu dengan kondisi seperti ini,” papar salah satu orangtua siswa.
Kepala Desa Kalasey Semuel A Lumi yang saat itu berada di SDN Kalasey kepada wartawan mengatakan, kami menghormati keputusan bupati, namun kebijakan yang dilakukan kurang bijaksana, karena dalam suasana menjelang Pilkada. Jadi kelihatan publik pergantian kepsek ada nuansa politik. Tapi keputusan bupati ini bukan kami komplain, tapi ini merupakan kewenangan bupati.
Diakuinya, Kepsek Harry Wallah dianggap berhasil menjalankan tuga dari segi pembangunan dan pendidikan di sekolah ini menglami kemajuan. Buktinya, siswa di sini lulus 100 persen dan perbaikan gedung fasilitas belajar. Bahkan Pak Wallah menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja Kepsek (K3S) SD Kecamatan Pineleng dan Ketua Gugus Kelompok Kerja Guru Kecamatan Pineleng-Mandolang. (otnie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar