Wakil Walikota Manado Harley AB Mangindaan dan rombongan meninjau loaksi pengolahan sampah di Surabaya.(Foto: ist) |
Manado, KM —
Kunjungan kerja (Kunker) Pemerintah Kota (Pemkot) Manado yang dipimpin Wakil Walikota Manado Harley AB Mangindaan, dan diikuti 11 Sekretaris Kecamatan (Sekcam) ke Surabaya, membuka wawasan berpikir dalam pengelolaan sampah yang benar, dan menguntungkan masyarakat serta pada gilirannya tidak membebani Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena volume sampah telah minim.
Ai sapaan akrab Mangindaan menjelaskan, manfaat Kunker di Surabaya soal pengelolaan sampah, ikut disertai dengan pengenalan lingkungan. Dan penerapan pengelolaan sampah telah ada Bank Sampah Bina Mandiri yang hadir di tengah-tengah masyarakat Surabaya.
“Mereka telah ada ratusan nasabah individu dan 91 bank sampah binaan dari tingkat RT, RW, sekolah, dan perkantoran. Dan pada akhirnya, ada transaksi hasil sampah hingga ratusan juta rupiah,”terang Ai.
Pencapaian ini lanjut Wawali, tidak akan dapat terwujud tanpa partisipasi warga kota yang begitu antusias serta bantuan dari CSR-PLN distribusi Jatim.
“Bank Sampah Bina Mandiri bekerja sama dengan PT PLN mempunyai kegiatan “House of Recycle” yaitu inovasi dalam pengelolaan sampah untuk mewujudkan Surabaya sebagai kota wisata lingkungan. Dan sampah bisa diolah menjadi barang siap pakai melalui home industri sampah, yang tentunya akan menguntungkan bagi warga pengelolah segi ekonomi. Artinya, akan ada peningkatan perekonomian bagi warga dan ini otomatis membantu warga yang kurang mampu,”ungkap Ai, yang juga sebagai Ketua Penanggulangan Kemiskinan Kota Manado.
Pada dasarnya, untuk mewujudkan pengelolaan sampah tersebut tidak rumit tapi perlu komitmen dan kerjasama.
“Misalkan, awalnya kita cari salah satu program dari kelurahan binaan yang membentuk bank sampah binaan untuk komunitas, sekolah, maupun intansi. Kelurahan yang mengikuti program ini dapat melakukan pengelolaan sampah sekaligus mendapatkan pembinaan. Mulai pengelolaan sampah, memilah sampah kering dan pembuatan kompos, pelatihan sampah menjadi kerajinan dan pelatihan memasarkan produk kerajinan dan kompos,”ujar Ai.
Tapi, tambah Wawali, harus ada program yang harus dikembangkan seperti, adanya laboratorium pengelolaan sampah kering, terkait dengan pemilahan sampah berdasarkan nilai ekonomis dan pengelolaan sampah plastik dan kertas menjadi kerajinan.
Sementara pengelolaan sampah organik, bertujuan untuk pembuatan bioetanol, pembuatan kerajinan seperti keranjang, serta pembuatan pupuk kompos melalui komposter.
“Untuk itu perlu digenjot sosialisasi program bank sampah terutama di sekolah. Edukasi pemilahan sampah kering di tataran rumah tangga dan bekerjasama dengan pengurus setempat. Saya mengajak, mari kita tingkatkan peran serta kita dalam mengurangi volume sampah dengan menabung sampah,”tandas Ai.(jan torindatu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar