Terjepit Empat Jam Sebelum Tewas
Rafda, korban longsor di Perumahan Citraland saat masih bertahan
hidup
selama empat jam, sebelum akhirnya
menghembuskan nafas terakhir
pukul 15.00 Wita .(Foto: sonny/lmg)
|
Manado, KM –
Kisah dramatis upaya penyelamatan korban tanah longsor di
kompleks perumahan Citraland menyisahkan duka mendalam, Minggu (17/2) kemarin.
Pasalnya, salah seorang korban bernama Rafda Luvita Oroh, yang terjepit
diantara reruntuhan bangunan, masih sempat berbicara dan berkomunikasi dengan
para penyelamat termasuk Wakil Gubernur Djouhari Kansil, yang tiba di lokasi,
sebelum akhirnya tewas.
Suara lirih minta tolong diucapkan wanita muda berusia 20
tahun itu. Sekira empat jam, korban masih terlihat bernafas meski agak lemah.
Sedangkan, tim penyelamat berupaya untuk melakukan penyelamatan dengan
memberikan bantuan pernafasan lewat oksigen. Kepala Rafda juga dipakaikan helm
untuk berjaga-jaga jangan sampai ada longsor susulan.
“saya minta tolong,”ujarnya lemah kepada petugas
berulang-ulang. Rafda juga sempat minta roti karena lapar.
Meski petugas evakuasi dan tim medis telah berupaya maksimal
menyelamatkan nyawa Rafda, namun yang Maha Kuasa berkehendak lain. Sekira pukul
15.00 Wita, karyawati salah satu bank swasta di Tomohon itu menghembuskan nafas
terakhir.
Selain Rafda, korban lainnya yang tewas Lady Oroh, yang juga
saudara Rafda yang menghuni rumah tersebut. Ibu korban yang menyaksikan upaya
evakuasi yang berlangsung dramatis tersebut, sontak histeris mendapat kabar
anaknya tidak dapat diselamatkan.
Bahkan, tangisan dan histeria ibu korban terjadi dihadapan
Wagub Djouhari Kansil.
Rencananya, jenazah Rafda akan disemayamkan di Bank Pundi
Tomohon, sebelum akhirnya dimakamkan di Kotamobagu.(jan torindatu/dari
berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar