Sedikitnya 425 Desa Belum ada PAUD
Manado,KM—
Kompetensi dan kualifikasi pendidikan tenaga pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Sulut perlu ditingkatkan. Hal ini menyusul, dari total 3.478 tenaga pendidik PAUD di Sulut, baru 550 orang yang bergelar Sarjana (S1). Dari data yang di peroleh, pendidik PAUD dengan latar belakang pendidikan akhir SMA sebanyak 2.468 orang, SD 78 orang, SMP 45 orang dan S2 11 orang.
"Secara keseluruhan, PAUD di Sulut telah mengalami kemajuan, namun masih ada beberapa hal yang perlu di tingkatkan yaitu peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan tenaga pendidikan PAUD. Perlu juga diperhatikan penuntasan satu desa satu PAUD karena dari 1.658 desa di Sulut, baru 1.233 yang dilayani PAUD sementara 425 desa belum ada PAUD," ujar Direktorat Jendral (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Prof Dr Lydia Freyani Hawadi PSi saat membuka Gebyar Apesiasi PAUD se-Sulut, di Kantor Gubernur Sulut, Kamis (31/10).
Hawadi mengatakan, pemerintah pusat mendukung program PAUD di Sulut, sejak tahun 2006-2013, dalam bentuk bantuan dana melalui Bank Dunia sebesar Rp21,6 Milyar yaitu Kabupaten Sangihe dan Talaud.
Bahkan belum lama ini, lanjut Hawani, telah dilakukan penyerahan tanggungjawab dari Dirjen PAUDNI kepada pemerintah Provinsi dan Kabupaten untuk pembinaan keberlangsungan program PAUD. “Sharing APBD di Sulut dalam pembangunan PAUD dari tahun 2007-2013 sebesar Rp2.690.650.000," paparnya.
Bunda PAUD Provinsi Sulut, Ny Deitje Sarundajang Tambuwun Laoh mengatakan, masih ada sekira 500 Desa yang belum terdaftar di Sulut. Jadi perlu Bunda PAUD di Kabupaten/Kota untuk mendata Desa yang belum ada PAUD terdaftar. “Saya berharap Bunda PAUD di Kabupaten/Kota dapat mengukuhkan juga Bunda PAUD di tingkat Kecamatan, agar proses peningkatan mutu peserta didik dapat dikembangkan sejak dini,” pintanya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sulut Harold PB Monareh SH MSi, mengatakan, Gebyar Apresiasi PAUD se-Sulut diisi dengan kegiatan lomba busana daerah, bintang vokalia, lagu daerah, tari daerah, pawai, dongeng tutor PAUD, dan pengukuhan Bunda PAUD.
"Diharapkan dengan kegiatan ini, mampu memberikan motivasi bagi anak-anak dalam mengembangkan bakat dan potensinya. Pada akhirnya, anak-anak dapat tumbuh secara sehat, berkembang, agar terbentuk menjadi generasi emas Indonesia, yang tangguh, berani, jujur, cerdas, serta beraklak mulia," pungkas Monareh. (otnie tamod)
Kompetensi dan kualifikasi pendidikan tenaga pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Sulut perlu ditingkatkan. Hal ini menyusul, dari total 3.478 tenaga pendidik PAUD di Sulut, baru 550 orang yang bergelar Sarjana (S1). Dari data yang di peroleh, pendidik PAUD dengan latar belakang pendidikan akhir SMA sebanyak 2.468 orang, SD 78 orang, SMP 45 orang dan S2 11 orang.
"Secara keseluruhan, PAUD di Sulut telah mengalami kemajuan, namun masih ada beberapa hal yang perlu di tingkatkan yaitu peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidikan tenaga pendidikan PAUD. Perlu juga diperhatikan penuntasan satu desa satu PAUD karena dari 1.658 desa di Sulut, baru 1.233 yang dilayani PAUD sementara 425 desa belum ada PAUD," ujar Direktorat Jendral (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Prof Dr Lydia Freyani Hawadi PSi saat membuka Gebyar Apesiasi PAUD se-Sulut, di Kantor Gubernur Sulut, Kamis (31/10).
Hawadi mengatakan, pemerintah pusat mendukung program PAUD di Sulut, sejak tahun 2006-2013, dalam bentuk bantuan dana melalui Bank Dunia sebesar Rp21,6 Milyar yaitu Kabupaten Sangihe dan Talaud.
Bahkan belum lama ini, lanjut Hawani, telah dilakukan penyerahan tanggungjawab dari Dirjen PAUDNI kepada pemerintah Provinsi dan Kabupaten untuk pembinaan keberlangsungan program PAUD. “Sharing APBD di Sulut dalam pembangunan PAUD dari tahun 2007-2013 sebesar Rp2.690.650.000," paparnya.
Bunda PAUD Provinsi Sulut, Ny Deitje Sarundajang Tambuwun Laoh mengatakan, masih ada sekira 500 Desa yang belum terdaftar di Sulut. Jadi perlu Bunda PAUD di Kabupaten/Kota untuk mendata Desa yang belum ada PAUD terdaftar. “Saya berharap Bunda PAUD di Kabupaten/Kota dapat mengukuhkan juga Bunda PAUD di tingkat Kecamatan, agar proses peningkatan mutu peserta didik dapat dikembangkan sejak dini,” pintanya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Sulut Harold PB Monareh SH MSi, mengatakan, Gebyar Apresiasi PAUD se-Sulut diisi dengan kegiatan lomba busana daerah, bintang vokalia, lagu daerah, tari daerah, pawai, dongeng tutor PAUD, dan pengukuhan Bunda PAUD.
"Diharapkan dengan kegiatan ini, mampu memberikan motivasi bagi anak-anak dalam mengembangkan bakat dan potensinya. Pada akhirnya, anak-anak dapat tumbuh secara sehat, berkembang, agar terbentuk menjadi generasi emas Indonesia, yang tangguh, berani, jujur, cerdas, serta beraklak mulia," pungkas Monareh. (otnie tamod)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar