Empat Rumah Dibakar
Isu SARA Beredar Melalui BBM
Mitra, KM-
Bentrok antar warga di desa Basaan, Minahasa Tenggara tersebar cepat ke seantero Sulawesi Utara, Jumat (18/10) melalui pesan singkat via Blackberry Messenger (BBM). Parahnya lagi, isi pesan singkat itu berbau Suku, Agama, dan Ras (SARA) tersebar secara berantai.
Pesan BBM itu berbunyi, "Basaan Ratatotok, Sulut. Dikabarkan bahwa dari lokasi tersebut saat ini telah terjadi perang antar agama. Menurut informasi, bahwa pasukan jihad yg berasal dari Kota Bitung telah bergabung di lokasi tersebut. Telah banyak korban jiwa. Tolong bagi teman/sahabat yang memiliki saudara/kenalan di Basaan Ratatotok agar dapat segera dihubungi dan mohon bantuan doanya."
Kapolda Sulut, Brigjen Robby Kaligis, yang mengetahui informasi itu langsung terjun ke dilokasi kejadian. Setiba di lokasi, Kapolda langsung disuguhi aksi saling hadang antar kelompok warga. Puluhan aparat dari Polres Minsel, yang telah berada terlebih dahulu di lokasi, langsung menghalau dan meminta warga bubar dan menyimpan senjata tajam yang mereka bawah.
Tak lama kemudian, Kapolda langsung bertemu dan berdialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan perwakilan warga yang bertikai.
Usai pertemuan singkat itu, Kapolda kepada sejumlah wartawan menuturkan, kejadian tersebut itu dipicu masalah pribadi dan bukan masalah SARA seperti diisukan di media jejaring sosial.
Sementara itu, dari informasi yang berhasil dirangkum Koran Manado di lokasi kejadian menyebutkan, bentrok antar warga ini diduga dipicu minuman keras dan masalah pribadi. Dua kelompok warga di desa Basaan Atas dan Basaan Pesisir saling serang. Kelompok pemuda dari Basaan Pesisir beberapa kali melemparkan bom molotof. Sedikitnya empat rumah warga hangus terbakar akibat pertikaian ini.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Linmas (Kesbangpolinmas) Minahasa Tenggaran, Hendrik Sompotan menyebutkan, peristiwa itu kini tengah ditangani pihak Kepolisian Resort (Polres) Minsel, bersama Polsek Ratatotok dan Kesbangpolinmas.
"Kami sudah mengkoordinasikan dengan pihak Dinas Sosial, untuk penanganan darurat dan tenda sudah dikirim oleh pihak dinas sosial," ungkap Sompotan.
"Meminimalisir dampak kejadian ini, kami telah mengumpulkan tokoh masyarakat dan tokoh agama di desa tersebut. Pak Kapolres juga sudah ada di lokasi kejadian untuk mengendalikan situasi," ungkapnya.
Dia berharap, masyarakat tidak terpancing oleh isu-isu yang beredar luas di masyarakat.
"Konflik ini murni, masalah pribadi, jadi mohon jangan terpancing. Percayakan penangannya kepada pihak kepolisianm,”tambahnya.
Pantauan Koran Manado di Desa Basaan sekitar pukul 11.00 Wita siang kemarin berangsur kondusif. Namun demikian, suasana masih mencekam. Dibeberapa lokasi nampak jelas dua kelompok warga yang bertikai saling berjaga-jaga. Beberapa diantaranya menggunakan benda tajam. Sementara untuk kelompok dari Basaan Pesisir, jelas terlihat mengenakan ikat kepala putih.(timkm)
Bentrok antar warga di desa Basaan, Minahasa Tenggara tersebar cepat ke seantero Sulawesi Utara, Jumat (18/10) melalui pesan singkat via Blackberry Messenger (BBM). Parahnya lagi, isi pesan singkat itu berbau Suku, Agama, dan Ras (SARA) tersebar secara berantai.
Pesan BBM itu berbunyi, "Basaan Ratatotok, Sulut. Dikabarkan bahwa dari lokasi tersebut saat ini telah terjadi perang antar agama. Menurut informasi, bahwa pasukan jihad yg berasal dari Kota Bitung telah bergabung di lokasi tersebut. Telah banyak korban jiwa. Tolong bagi teman/sahabat yang memiliki saudara/kenalan di Basaan Ratatotok agar dapat segera dihubungi dan mohon bantuan doanya."
Kapolda Sulut, Brigjen Robby Kaligis, yang mengetahui informasi itu langsung terjun ke dilokasi kejadian. Setiba di lokasi, Kapolda langsung disuguhi aksi saling hadang antar kelompok warga. Puluhan aparat dari Polres Minsel, yang telah berada terlebih dahulu di lokasi, langsung menghalau dan meminta warga bubar dan menyimpan senjata tajam yang mereka bawah.
Tak lama kemudian, Kapolda langsung bertemu dan berdialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan perwakilan warga yang bertikai.
Usai pertemuan singkat itu, Kapolda kepada sejumlah wartawan menuturkan, kejadian tersebut itu dipicu masalah pribadi dan bukan masalah SARA seperti diisukan di media jejaring sosial.
Sementara itu, dari informasi yang berhasil dirangkum Koran Manado di lokasi kejadian menyebutkan, bentrok antar warga ini diduga dipicu minuman keras dan masalah pribadi. Dua kelompok warga di desa Basaan Atas dan Basaan Pesisir saling serang. Kelompok pemuda dari Basaan Pesisir beberapa kali melemparkan bom molotof. Sedikitnya empat rumah warga hangus terbakar akibat pertikaian ini.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Linmas (Kesbangpolinmas) Minahasa Tenggaran, Hendrik Sompotan menyebutkan, peristiwa itu kini tengah ditangani pihak Kepolisian Resort (Polres) Minsel, bersama Polsek Ratatotok dan Kesbangpolinmas.
"Kami sudah mengkoordinasikan dengan pihak Dinas Sosial, untuk penanganan darurat dan tenda sudah dikirim oleh pihak dinas sosial," ungkap Sompotan.
"Meminimalisir dampak kejadian ini, kami telah mengumpulkan tokoh masyarakat dan tokoh agama di desa tersebut. Pak Kapolres juga sudah ada di lokasi kejadian untuk mengendalikan situasi," ungkapnya.
Dia berharap, masyarakat tidak terpancing oleh isu-isu yang beredar luas di masyarakat.
"Konflik ini murni, masalah pribadi, jadi mohon jangan terpancing. Percayakan penangannya kepada pihak kepolisianm,”tambahnya.
Pantauan Koran Manado di Desa Basaan sekitar pukul 11.00 Wita siang kemarin berangsur kondusif. Namun demikian, suasana masih mencekam. Dibeberapa lokasi nampak jelas dua kelompok warga yang bertikai saling berjaga-jaga. Beberapa diantaranya menggunakan benda tajam. Sementara untuk kelompok dari Basaan Pesisir, jelas terlihat mengenakan ikat kepala putih.(timkm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar