Molibagu, KM –
Program Usaha Mini Pedesaan (PUMP) dengan dana Rp 100 juta, untuk kelompok nelayan yang di fasilitasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) untuk desa-desa, ternyata tidak berjalan mulus.
Di Desa Milangodaa Barat, Kecamatan Posigadan contohnya. Menurut Taufik Nasiki warga setempat, beberapa hari terakhir di desanya terjadi benturan antara sesama warga. Hal itu disebabkan, ada 10 anggota kelompok Desa Milangodaa Barat yang terdaftar di DKP, tiba-tiba diganti dengan anggota kelompok yang lain.
"Ada 10 orang dalam satu kelompok. Tapi anehnya, tiba-tiba nama-nama anggota diganti oleh ketua kelompok dengan nama yang lain, yang tidak terdaftar sebagai anggota kelompok sebelumnya,"terang Taufik.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan, 10 orang kelompok baru yang menggantikan kelompok sebelumnya ternyata bukan kelompok nelayan melainkan kelompok tani di Desa tersebut.
"Saat pencairan dana PUMP sebesar 100 juta rupiah, kelompok yang sudah terdaftar di DKP diganti dengan kelompok tani, yang jelas-jelas bukan kelompok nelayan,"ujar Taufik.
Sementara itu, Kepala DKP, Adharto Utiah saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui kabar terkait persoalan tersebut. Namun, Utiah menegaskan, setiap kelompok nelayan PUMP tidak bisa diganti keanggotaanya yang sudah terdaftar di DKP.
"Itu bisa diganti ketika ada berita acara atau alasan tertentu, sehingga anggota kelompok tersebut bisa di ganti,"jelasnya.
Dikatakannya, pihaknya akan mengecek penggunaan dana PUMP di setiap desa yang disalurkan kepada kelompok nelayan.
"Nanti kita akan cek di lapangan. Saya belum tahu persis persoalannya. Sejauh ini, dana PUMP langsung diberikan ke rekening tiap-tiap kelompok,"terangnya.(sudarto manoppo)
Program Usaha Mini Pedesaan (PUMP) dengan dana Rp 100 juta, untuk kelompok nelayan yang di fasilitasi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) untuk desa-desa, ternyata tidak berjalan mulus.
Di Desa Milangodaa Barat, Kecamatan Posigadan contohnya. Menurut Taufik Nasiki warga setempat, beberapa hari terakhir di desanya terjadi benturan antara sesama warga. Hal itu disebabkan, ada 10 anggota kelompok Desa Milangodaa Barat yang terdaftar di DKP, tiba-tiba diganti dengan anggota kelompok yang lain.
"Ada 10 orang dalam satu kelompok. Tapi anehnya, tiba-tiba nama-nama anggota diganti oleh ketua kelompok dengan nama yang lain, yang tidak terdaftar sebagai anggota kelompok sebelumnya,"terang Taufik.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan, 10 orang kelompok baru yang menggantikan kelompok sebelumnya ternyata bukan kelompok nelayan melainkan kelompok tani di Desa tersebut.
"Saat pencairan dana PUMP sebesar 100 juta rupiah, kelompok yang sudah terdaftar di DKP diganti dengan kelompok tani, yang jelas-jelas bukan kelompok nelayan,"ujar Taufik.
Sementara itu, Kepala DKP, Adharto Utiah saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui kabar terkait persoalan tersebut. Namun, Utiah menegaskan, setiap kelompok nelayan PUMP tidak bisa diganti keanggotaanya yang sudah terdaftar di DKP.
"Itu bisa diganti ketika ada berita acara atau alasan tertentu, sehingga anggota kelompok tersebut bisa di ganti,"jelasnya.
Dikatakannya, pihaknya akan mengecek penggunaan dana PUMP di setiap desa yang disalurkan kepada kelompok nelayan.
"Nanti kita akan cek di lapangan. Saya belum tahu persis persoalannya. Sejauh ini, dana PUMP langsung diberikan ke rekening tiap-tiap kelompok,"terangnya.(sudarto manoppo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar